Pena Tinta Jurnalis: Ketajamannya Menembus Diamnya Ketidakadilan
0 menit baca
![]() |
Foto Ilustrasi |
Lensatangerang.com || TANGERANG – Dalam dunia jurnalistik, pena bukan hanya sekadar alat tulis, melainkan simbol dari keberanian, suara kebenaran, dan wujud kepedulian terhadap masyarakat. Pena tinta jurnalis menyimpan makna yang dalam, sebab darinya lahir kalimat-kalimat yang mampu menggugah, menyentuh, bahkan mengubah cara pandang dunia.
Menjadi seorang jurnalis bukan hanya soal mencari berita, tetapi merawat nurani. Di tengah derasnya arus informasi yang kadang membutakan hati, jurnalis harus tetap tajam, jujur, dan berpihak pada rakyat yang tak punya suara. Pena tinta jurnalis bukan untuk menghakimi, tapi untuk menyampaikan fakta dengan adil dan merdeka.
Tulisan seorang jurnalis bisa mengubah nasib, membuka mata pejabat yang tertutup, bahkan menyelamatkan mereka yang terpinggirkan. Di balik satu berita yang tayang, ada ketegangan, risiko, bahkan tekanan yang harus dihadapi. Namun itulah bentuk cinta seorang jurnalis kepada keadilan.
Dalam era digital ini, mudah sekali jari menari di atas layar, namun tetap tak tergantikan ketulusan hati yang dituangkan melalui pena. Tinta jurnalis adalah tinta kejujuran. Maka, biarkan ia terus mengalir, tak padam oleh intimidasi, dan tak layu oleh tekanan kekuasaan.
Karena selama tinta itu masih ada, maka suara rakyat pun akan tetap hidup. Dan selama jurnalis masih menggenggam pena dengan hati nurani, maka harapan akan kebenaran tak akan pernah mati.